Saturday, 13 June 2015

Dua Puluh Tiga

Untuk kelambu tak mewujud damai,
Hanya ketika lelap, Kamu melaku
Tatap Aku lari kala hadap nyata pagi
Sangkar tampak gamblang bagi dara

Jejak Aku selisik kita biar paham akan nyawa
Kaku celoteh Kamu bernada sayu, enggan hidup
Kawan, jangan hilang agar penuh rasa Kamu
Jika lumpuh, Aku mengada

Pikir ini nista, Nyonya!


No comments:

Post a Comment